Seperti tahun-tahun sebelumnya, langit pertengahan November 2011 ini juga akan menyajikan peristiwa menarik yang mengundang para skygazer untuk kembali melakukan penjelajahan. Kilatan-kilatan cahaya kecil yang akan mewarnai langit ini disebabkan oleh adanya meteor yang terbakar akibat bergesekan dengan atmosfer bumi. Ya, inilah yang dikenal dengan sebutan meteor shower atau hujan meteor.

Ilustrasi Badai meteor Leonids 1833. Courtsey : wikipedia
Hujan meteor pada  pertengahan November ini bernama Meteor Shower Leonids, karena meteor-meteor tersebut tampak bersumber dari Rasi Leo. Hujan Meteor Leonids ini terjadi karena orbit bumi yang sedang berdekatan dengan sisa-sisa debu yang berasal dari ekor Komet Tempel-Tuttle. Komet Tempel-Tuttle merupakan komet yang setiap 33 tahun sekali mengorbit di wilayah Tata Surya, sehingga ia meninggalkan jejak berupa partikel debu dari ekornya. Pada bulan November inilah orbit bumi mendekati dan melewati partikel sisa ekor Komet Tempel-Tuttle tersebut. Ketika sisa ekor komet tersebut bergesekan dengan atmosfer bumi maka akan menghasilkan kilatan-kilatan cahaya, dan inilah yang kita namakan sebagai Hujan Meteor Leonids. Hujan meteor ini tidaklah berbahaya bagi kehidupan di bumi, karena meteor-meteor ini akan habis terbakar di atmosfer sebelum mencapai permukaan, sehingga meteor ini hanya akan mempercantik langit malam, tidak lebih.


Hujan meteor ini dapat diamati oleh seluruh penduduk Indonesia dari tanggal 10 hingga 20 November, namun demikian puncak dari Hujan Meteor Leonids akan terjadi pada tanggal 18 November dengan intensitas 20 meteor per jam. Sementara itu, waktu yang terbaik untuk menyimak hujan meteor ini adalah pada pukul 02.00 hingga 04.30 dini hari.
Namun demikian, diluar kendali kita, observasi Hujan Meteor Leonids kali ini akan sedikit terganggu oleh pantulan cahaya rembulan, seperti pada Leonids tahun 2010 lalu yakni ketika bulan dalam fase waxing gibbous. Demikian pula dengan bulan pada tanggal 18 November 2011 nanti yang akan terbit bersamaan dengan rasi leo mulai pukul 23.43 WIB, dengan fase bulan pada kuartil akhir. Sementara itu, gangguan lain yang juga mengancam adalah kondisi cuaca, karena mengingat bulan November ini, Indonesia sudah memasuki musim penghujan.
Dalam observasi Hujan Meteor Leonids ini, yang perlu teman-teman siapkan hanyalah tanah lapang yang menyuguhkan kenampakan langit timur (Rasi Leo) dengan kondisi minim polusi cahaya. Selain itu, pengamatan hujan meteor juga tidak memerlukan alat bantu seperti halnya teleskop maupun binokuler, karena hal itu malah akan mempersempit ruang pandang kita, jadi cukup dengan mata telanjang dan ruang terbuka saja.

Radiant hujan meteor leonids pada pukul 03.31 WIB
source: kafeastronomi.com